Gorontalo - Sosialisasi Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Berbasis Lembaga Mediator Kontrol Dalam Upaya Pencegahan Illegal Fishing Kuliah Kerja Nyata Kolaboratif (KKNK) UNG dan UGM Tahun 2022.

Kegiatan ini dilaksanakan Jumat 12/08/2022 bertempat di Aula kantor Desa Pentadu Timur, kecamatan Tilamuta Kabupaten Boalemo.

kegiatan ini dihadiri oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yaitu  Prof .Dr. Rauf A.Hatu,M.Si, Rasid Yunus, S.Pd., M.Pd, Nopiana Mozin SH.MH, Thomas Paera (Kepala Desa Pentadu timur), Ruslin Limalo (Camat Tilamuta), kadis kelautan & perikanan Kab. Boalemo yang di wakili oleh Kabid Perikanan beserta para mahasiswa KKNK.

Pada kesempatan itu Prof.Dr.Rauf A.Hatu, M.Si selaku ketua DPL dalam sambutan dan arahannya  melalui  Zoom menyampaikan bahwa "Tahun ini KKN merupakan KKN kolaboratif antara Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Negeri Gorontalo (UNG).

karena antara dua perguruan tinggi tersebut akan melakukan kompetensi membuat bagaimana model pemberdayaan masyarakat kita supaya ketika  masyarakat ditinggalkan ada yang bisa mereka petik dari ilmu atau data data, informasi yang di sampaikan desa. Beda dengan KKN dulu yang hanya membuat batas desa, batas kecamatan papan pengumunan dll.

Kali ini sudah berubah dan pola KKNK itu akan menghasilkan jurnal, dalam jurnal itu ada rekomendasi yang bisa dijadikan dasar pengambilan kebijakan nanti. Ungkapnya".

Disampaikan juga bahwa kehadiran mahasiswa KKNK ini akan menjadi spirit dan motivasi untuk merubah mind set bagaimana kebijakan desa serta kebijakan daerah nantinya sebagai salah satu kajian secara akademik yg dilakukan dan juga sebagai sumbagan pikiran untuk pengembangan  Kabupaten Boalemo kedepannya.

Pada kesempatan itu juga Prof. Dr. Rauf A. Hatu,M.Si  memberikan ucapan terimakasih kepada pemerintah daerah melaui Pemerintah Desa Pentadu Timur dan camat Tilamuta yang  selalu memberikan respon yang baik kepada mahasiswa KKNK. 

Dalam sambutannya camat Tilamuta yang juga merupakan alumni Program Studi PPKn FIS UNG ini menyampaikan "Ancaman ilegal fishing  dulu hanya dari kapal kapal dari luar negeri tapi justru ancaman itu sekarang  ada di internal kita,  jelas juga para nelayan kita sudah tau mengunakan bahan-bahan kimia yang akibatnya berdampak pada kondisi kelautan yang ada di wilayah kita, contohnya pemboman ikan yang merusak terumbu karang yang dilakukan oleh kita sendiri akibatnya susah lagi mencari ikan". Ujarnya.

Dan menjadi persoalan selama ini bagi kita semua bagaimana para nelayan mendapatkan ijin dalam rangka penangkapan ikan karna ada beberapa regulasi yang di buat  menurut nelayan tradisional akan berdampak pada mereka untuk melakukan pengurusan dan sebagainya.

Sementara menurut Rasid Yunus dan Nopiana Mozin selaku anggota DPL tujuan dari kegiatan sosialisasi ini terbentuknya lembaga mediator kontrol pencegahan illegal fishing di Kec Tilamuta lebih khusus di Desa Pentadu Timur.