FIS.UNG - Dosen dari Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo melakukan sosialisasi di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Gorontalo, Minggu (1/12/2024).
Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala Sekolah SMAN 5 Gorontalo, lalu dilanjutkan pemaparan materi tentang pencegahan isu-isu suku, ras, agama, dan antargolongan (SARA) di media sosial. Dosen dari Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) ini menyampaikan tentang pesan-pesan SARA yang terbalut di dalam jokes dan sering diutarakan oleh kalangan siswa dan siswi di Indonesia, termasuk di Kota Gorontalo. Jumat (29/11/2025).
Kepala Sekolah SMAN 5 Gorontalo, Wahyudi mengatakan bahwa penting sekali materi tentang SARA di media sosial. Pasalnya, beberapa siswa dan siswi tidak menyadari bahwa mereka juga terlibat dalam komentar yang berhubungan dengan SARA di media sosial. “Jadinya mereka menormalisasikan hal-hal buruk yang berkaitan dengan komentar SARA tersebut. Mohon untuk disosialisasikan kepada anak didik saya untuk mencegah hal-hal buruk tersebut,” katanya.
Pemateri di kegiatan edukasi tersebut, Gita Juniarti, mengatakan kepada siswa siswi di SMAN 5 Gorontalo tersebut, bahwa komentar tentang SARA sering terjadi di media sosial. Sebagai contoh, ketika siswa siswi menertawakan siswa berkulit hitam dan mengunggah di media sosial, kemudian warganet turut menertawai hal itu. Bahkan tak sedikit yang memberikan julukan-julukan dalam bentuk hinaan kepada siswa berkulit hitam tersebut.
“Kadang-kadang, ada yang mengatakan bahwa hal itu hanya berupa candaan. Tetapi candaan tersebut sebenarnya tidak lucu, karena ada yang sakit hati, ada yang tersinggung dengan candaan tersebut,” ungkapnya.Salah satu siswa SMAN 5 Gorontalo pun bercerita, bahwa ia seringkali tersinggung ketika teman-teman mengikuti logat medhok yang digunakan olehnya. “Saya dari suku Jawa, dan beberapa orang-orang di sekitar saya sering mengatakan sesuatu dengan menggunakan bahasa medhok saya. Saya suka tersinggung, tetapi mereka menertawakan saya,” kisahnya.
Acara edukasi ini diakhiri dengan kegiatan siswa dan siswi di SMAN 5 menuliskan keluh kesah mereka di atas kertas. Kertas tersebut pun dibaca dan dikomentari antar siswa. Pada akhirnya, kertas berisi keluh kesah tersebut diremas, disobek, dan dibuang bersama-sama, sehingga siswa dan siswi dapat saling memaafkan dan bertoleransi satu sama lain.
Penulis : Ramansyah
Jurusan Komunikasi UNG Akan Menggelar Seminar Nasional Etika Konten di Media Sosial
kegiatan Kuliah Pakar dengan Bupati Kab. Kepulauan Talaud di Aula FIS dengan tema "Individual dalam Interaksi Antar Manusia"
FIS sebagai Pelaksana Upacara Korpri di Lingkungan UNG
Sehubungan kepentingan peningkatan Point IKU maka dipandang perlu mengadakan tracer Study dengan Temu Alumni yang akan dilaksanakan di Kabupaten Pohuwato pada tanggal 4 s.d 5 Desember 2022